Indonesia dan Maladewa berencana mempercepat realisasi kerja sama pengembangan tiga subsektor perikanan yang terdiri dari budidaya ikan laut, penangkapan dan pengolahan, hingga wisata bahari di pulau-pulau kecil.
Kunjungan Menteri Perikanan dan Pertanian Maladewa Hussain Hasan ke Sulawesi Utara beberapa hari lalu menegaskan keseriusan kedua negara dalam bertukar informasi mengenai kebijakan pengembangan perikanan dan kelautan.
Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengungkapkan Maladewa tergolong negara kepulauan yang telah berpengalaman mengelola kawasan wisata bahari.
Menurut Sudirman, pengembangan ekowisata di pulau kecil akan memberikan nilai ekonomi yang besar. Apalagi, konsep wisata bahari itu juga ditunjang oleh peningkatan kemampuan perikanan budidaya terutama kepiting bakau melalui program coral reef rehabilitation and management program (COREMAP).
Dia menilai COREMAP akan mengalihkan mata pencaharian masyarakat pesisir yang biasanya mencari ikan dengan cara destruktif di kawasan terumbu karang. Masyarakat pesisir dapat diberdayakan menjadi pembudidaya kepiting dan ikan di hutan bakau.
“Ada 3 subsektor yang menjadi konsentrasi kemitraan dengan Maladewa. Ditjen KKP akan fokus memfasilitasi kerja sama wisata bahari di pulau-pulau kecil, dan pengalaman Maladewa sangat cocok dijadikan benchmark,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (5/9/2012).
Pengembangan kegiatan ekowisata di Indonesia sepertinya akan fokus untuk menjamin kelestarian terumbu karang di Pulau Raja Ampat, Wakatobi, Bunaken, dan Banda.
Sebagai tahap awal, KKP akan mengoptimalkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang mencapai Rp85 miliar.
Sumber : bisnis.com
Sumber gambar : whooila.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar