Pengembangan Kepariwisataan Batam, Dibagi dalam 3 Kluster
News, Sarana Kepariwisataan — By admin on August 29, 2012 at 5:49 amBATAM ; Pemerintah Kota Batam, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam mulai menyusun konsep pengelompokan kawasan wisata di daerah ini menjadi tiga jenis kluster wisata berdasarkan jenis wisatanya.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Yusfa Hendri menerangkan bahwa Kota Batam memiliki tiga kluster wisata dengan spesifikasi masing-masing yang berbeda yakni kluster Batam, Kluster Belakang Padang dan Kluster Rempang Galang. Kluster wisata ini rencananya akan bisa dijalankan pada 2013 menyusul rampungnya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPKA) Kota Batam .
âKami akan mengelompokkan pengembangan pariwisata menjadi tiga kluster pengembangan, Kluster Belakang Padang untuk wisata budaya, seni dan resort, Kluster Batam untuk wisata modern seperti MICE, Perbelanjaan, akomodasi serta rekreasi modern dan kluster Relang untuk wisata agro dan bahari. Rencana ini akan dijalankan pada 2013 jika RIPPKA Batam sudah rampung,â kata dia.
Menurutnya, penyusunan RIPPKA Batam sudah mulai disusun dan disejalankan dengan finalisasi Rencana Induk Pembangunan Wisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Riau yang sudah dibawa ke Sidang Paripurna DPRD Kepri.
Dinas Pariwisata Kota Batam sengaja menginisiasi kluster wisata itu melalui Rencana Induk ini agar bisa segera diterapkan pada 2013 sesuai dengan karakteristik wilayah dan masyarakat yang ada disekitar wilayah kluster dimaksud.
âKami tidak mau kehilangan momen, maka dari itu pemerintah kota juga akan membuat RIPPKA sesegera mungkin. Provinsi sedang menyusun. Batam sebagai salah satu destinasi unggulan nasional, khususnya dalam bidang MICE dan Bahari tentu tidak ingin terlambat sebab produk itu nantinya akan menjadi peraturan daerah,â jelas pria yang baru saja menyelesaikan pendidikan struktural Diklatpim II di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Yusfa menjelaskan guna menciptakan pariwisata unggulan, sesuai dengan Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota Batam, maka perlu mengelaborasi dan memaduserasikan karakteristik yang dimiliki 3 wilayah pengembangan pariwisata tersebut serta ditambah dengan keunggulan-keunggulan lainnya yang ditempatkan sebagai penunjang .
âKalau di cluster-cluster seperti itu ‘distribution point’ nya sudah pasti ada dan jelas segmentasinya. Arah pengembangan pun akan sesuai karakteristik clusternya, apalagi sudah terikat RIPPKA tersebut,â sambung mantan Kabag Humas Pemko tersebut.
Dengan begitu, tidak akan ada lagi pengembangan pariwisata di tempat yang tidak seharusnya. Dicontohkan olehnya, seperti pada daerah pulau Lengkana yang akan dijadikan tempat wisata bahari berkonsep keluarga, maka pengembangan akomodasi yang tepat bukanlah perhotelan melainkan sebuah resort.
Begitu pula dengan pengembangan Pulau Abang misalnya. Saat ini banyak turis yang berlibur di Pulau Abang hanya dapat memanfaatkan fasilitas homestay di wilayah tersebut serta obyek dan destinasi terumbu karang yang dapat dinikmati melalui aktifitas diving dan snorkeling yang konon kabarnya memiliki ‘blue coral’ spesifik dan unik serta memiliki keunggulan dari destinasi bawah laut lainnya di Indonesia atau bahkan manca negara.
(*team_parboed-sow)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar