Minggu, 11 Agustus 2013

Gunung dan Laut Pantura Kebanjiran Pengunjung

TEMPO.CO, Kudus--Tradisi sepekan setelah Lebaran, masyarakat pantura timur Jawa Tengah selalu memburu tempat- tempat wisata pantai dan gunung. Pemerintah setempat bersolek menyiapkannya dengan beragam dengan tradisi masing- masing. Seperti di Kabupaten Jepara, lebih mengandalkan pada pesta lautnya. Di antaranya pesta Lomban di Pantai RA Kartini Jepara dengan melarung kepala kerbau ke tengah laut. Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dengan didampingi pejabat yang lain mendampingi prosesi sedekah laut tersebut.

Hari sebelumnya dilakukan dilakukan prosesi mengirim doa di makam Cik Lanang, di pantai Kartini. Malam harinya sebelum pelarungan kepala kerbau, dilakukan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk di tempat pelelangan ikan Ujungbatu, kota Jepara. "Prosesi ini memang dilestarikan pemerintah Jepara," kata Mulyaji, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara (11/8).

Pantai Kartini memang sudah beberapa tahun terakhir ini dipersolek dengan beragam arena wahana rekreasinya lengkap dan ada penginapannya. dilengkapi akuarium raksasa Kura- Kura yang berisi ragam ikan asal perairan Jepara. Juga dilengkapi pula sebuah pesawat terbang, dan ada kolam kecek, taman bermain anak serta gazebo. "Kedua terakhir ini merupakan sarana wisata terbaru," kata Zamroni Lestiaza, Kabid Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara.

Selain perayakan pelarungan kepala kerbau, Pemerintah Jepara juga menyelenggarakan kegiatan yang sama di Pantai Samudra tirta Bandengan, dan Benteng Portugis di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Jepara. Pantai Bandengan, berpasir putih dengan dilengkapi berbagai sarana rekreasi, termasuk sejumlah perahu motor. Tapi, disayangkan, pihak pengelola belum melengkapi dengan pembatas mandi bagi pengunjung, terutama anak- anak. Selama ini, pihak pengelola hanya memberikan batas mandi dengan tiang bendera, sehingga sering terjadi musibah dengan adanya anak- anak hilang ditelan ombak laut.

Tim penyelamat laut, di lokasi itu juga belum dibentuk. tim penjaga pantai dengan memiliki peralatan yang memadai dan gardu pandang. "Apa yang diusulkan itu belum dapat direalisir karena belum masuk dalam APBD 2012," kata Zamroni Lestiaza, Kepala Bidang Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara.

Kawasan pariwisata Benteng Portugis juga menjadi pilihan wisata bahari selama awal Syawal. Benteng Portugis sangat potensial dikunjungi wisatawan karena di bawahnya pantai laut berbatu granit dengan deburan ombak yang menawan. Benteng ini dipugar dengan anggaran Rp 14 miliar, dilengkapi dengan pintu gerbang, kolam renang, arena aoutbond,resto seafood dan tempat parker yang luas. "Dananya dari APBN dan pembangunannya dimulai tahun 2009," kata Iwan, Pengelola Kawasan Wisata Benteng Portugis . Pembangunannya dilakukan bertahap selama lima tahun, dibagi dengan beberapa zona, yakni meliputi zona inti, zona pengembangan dan zona penunjang. "Penataan ulang kawasan wisata dan sekaligus cagar budaya," kata Iwan.

Beteng Portugis diperkirakan dibuat pada abad 16. Bagunan itu berada di tepi laut dengan diketinggian sekitar 300 meter dari permukaan air laut, dengan ditumbuhi berbagai tanaman peneduh. Dari atas gardu pandang, pengunjung dapat melihat Pulau Mandalika dan pemandangan gemuruhnya laut. Jika turun ke pantai, begitu indahnya batu- batu garnit hitam menahan gelombang ombak sebagai penyelamat bangunan benteng. "Saya sangat tertarik tempat obyek ini karena begitu indahnya kekayaan panoramanya," kata Sumedi, wisatawan asal Semarang, yang berkunjung ke lokasi wisatawan itu. "Benteng ini sudah bisa menghidupi warga setempat, terutama hari libur," kata Tumijan, warga setempat, yang berjualan di lokasi itu.

Selain itu, wisatawan juga membanjiri kepulauan Karimunjawa, 65 mil laut dari kota Jepara. Dengan dilayani empat kapal penyebarangan pulang pergi, Karimunjawa menjadi andalan wisata yang dijual Pemerintah Jepara. Karena di Karimunjawa juga dilengkapi bandara.

Sementara di Kabupaten Rembang dan Pati juga melakukan pesta lomban yang sama. Para nelayan sudah berhari- hari tidak melaut untuk mempersiapkan pesta ini. "Kami baru melaut setelah menyelenggarakan lomban," kata Askuna, tokoh nelayan Juwana, Kabupaten Pati. Akibatnya, harga ikan laut pun langka dipasar, sehingga harganya pun naik hingga tiga kali lipat.

Di Kudus, wisatawan lebih memilih rekreasi di Gunung Muria. Selain menikmati upara parade seribu ketupat, yang diselenggarakan di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus. Pesta ini, diawali berkumpul di balai desa Colo, lalu rombongan pembawa ketupat dan lepet ke puncak Gunung, tempat Sunan Muria (Umar Said) dimakamkan. Ketupat dibawa ke masjid makam, kemudian didoai oleh ulama local. Baru kemudian, diusung kembali dibawa ke tempat rekreasi Colo untuk diperebutkan. Para pengiringny menggunakan pakaian radisional, khas keraton.

Para wisatawan selain menikmati pesta seribu ketupat, juga dapat menikmati air terjun Monthel dan indahnya pegunungan Muria. Fasilitas lain, para wisatawan dapat menikmati area camping yang berkonsep kerakyatan di Taman Sardi di Dukuh Watu Lumpang, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, tidak jauh dari Colo. Di lokasi ini dilengkapi sarana penunjangnya, seperti air, listrik,kamar mandi, area camping ground dan pemandangan yang indah. Setiap wisatawan dikenakan biaya perawatan Rp 10 ribu per orang. "Ini hanya untuk perawatan," kata Arief Hartawan, pemilik Taman Sardi.

BANDELAN AMARUDIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

KONTES SEO TOP 1 OLI SINTETIK MOBIL-MOTOR INDONESIA BERHADIAH TOTAL RP. 35.000.000,- | Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet