Industri Maritim
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata Maritim artinya berkenaan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Kata âmaritimâ atau âmaritimeâ menurut kamus bahasa inggris Webster diartikan sebagai yang berkaitan dengan ânavigationâ. Namun, kamus tersebut juga memberikan arti lebih luas, yaitu âliving near seaâ, kehidupan dekat laut, mencakup aspek fisik seperti pesisir, pantai, pulau-pulau, teluk, laut, sosial, budaya, serta ekonomi dekat laut.
Dengan demikian Maritim itu merupakan hal yang antar sektor dan kewilayahan, serta penanganannya tentu harus berbeda dengan cara-cara masa lalu. Karena itu strategi pembangunan harus lebih dititik beratkan kepada pengembangan teknologi maritime dalam arti luas.
Kita harus jujur dan mau mengakuinya, bahwa bangsa Indonesia hingga saat ini belum sepenuhnya menguasai industri perkapalan. Kendati kita memiliki perusahaan pembuatan kapal-kapal layar tradisionil dalam ukuran besar, dan galangan kapal angkut barang, kapal tongkang, kapal ferry, namun masih tetap bekerja sama dengan negara asing terutama dalam pengadaan mesin-mesin kapal. Hal tersebut karena teknologi mesin kapal hingga kini masih dikuasai dan dimiliki negara-negara maju.
Bangsa Indonesia sebenarnya dapat membangun industri maritim yang kuat, dan bahkan industri perikanan terkemuka di Asia. Hal ini mengingat potensi kekayaan alam yang berlimpah ruah dimiliki Indonesia.
Karena itu diperlukan sekurang-kurangnya 3 macam industri yang potensial, untuk menunjang pembangunan industri tersebut. Pertama adalah industri perikanan yang kuat. Meskipun kita termasuk negara terbesar nomor 4 dan secara umum nomor 9 penangkap ikan tuna di dunia, tetapi kontribusi terhadap ekonomi nasional masih terbilang kecil. Kedua adalah pelayaran, yang sekurang-kurangnya dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ketiga adalah industri pariwisata; Industri ini masih dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata bahari terkemuka di dunia.
Industri Wisata Bahari
Laut Indonesia merupakan bagian terbesar di Asean-Arean, yang memiliki potensi laut lebih kaya dibandingkan kawasan maritim lain, seperti Mediteranian dan Caribean; Indonesia dalam hal ini berpotensi menjadi tujuan wisata di dunia (antara lain untuk Crushing, yatching, diving, surving berbagai fishing dan marine ecotourism). Pertumbuhan wisata bahari rata-rata di dunia pertahun mencapai 30%.
Sayangnya industri wisata bahari Indonesia relatif masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber alam dan budaya, tentunya hal ini dapat dijadikan modal dalam mengembangkan industri wisata.
Letak negara Indonesia yang strategis diantara dua persimpangan, benua Asia-Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik telah memberikan nilai tambah tersendiri bagi negeri kepulauan ini. Namun diperlukan tangan-tangan terampil dan bertanggung jawab untuk mengembangkan sumber daya alam Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar