Mengenal Wajah Masa Lalu Solo di Museum Radya Pustaka
March 29th, 2011 | 1:52 am | author : TIO
Mengenal Kota Solo tidak hanya dengan menikmati sajian kulinernya dan mengagumi maha karya batik-batiknya, tetapi juga bisa dengan mengenal lebih dalam ke sejarah masa lalunya. Salah satu tempat yang lengkap dengan catatan masa lalu Kota Solo dan Jawa pada umumnya adalah Museum Radya Pustaka.
Museum Radya Pustaka terletak di pusat kota Solo, tepat disamping Taman Hiburan Sriwedari. Museum yang tahun 2011 ini berusia 121 tahun ini menempati lahan bangunan seluas 523,24 m2. Dengan 3 pembagian ruang, yaitu ruang pameran tetap, perpustakaan dan kantor.
Museum Radyapustaka terdiri dari kata Radya yang artinya keraton atau negara, dan Pustaka yang artinya buku-buku atau perpustakaan, jadi arti Radya Pustaka adalah Perpustakaan Keraton atau Perpustakaan Negara. Dahulu pada waktu resmi berdiri , pada 28 Oktober 2011 bernama Paheman Radyapustaka. Didirikan oleh Patih Dalem Keraton Surakarta Hadiningrat KRA.Sosrodiningrat IV.
Museum ini memiliki berbagai macam koleksi yang berkaitan dengan peninggalan masa lalu. Mulai dari koleksi jaman pra-sejarah, masa klasik Hindu Budha, Koleksi wayang â" wayang kuno, keramik dan porselin, berbagai senjata, buku-buku dan naskah-naskah kuno, Gamelan kuno dan benda miniatur. Â Yang paling menarik di museum ini adalah terdapatnya 500-an naskah-naskah Jawa kuno dan Al-Quran dalam tulisan Jawa dan bahasa Jawa serta Al-Quran berbahasa Belanda dari abad ke -16.
Dengan adanya pencanangan Tahun Kunjungan Museum di tahun 2010, Â Museum Radya Pustaka sukses menerima kenaikan kunjungan wisata mancanegara dan Nusantara. Tahun 2009 jumlah wisman meningkat 50 persen, dari 6000-an pengunjung di tahun 2010 mencapai 12.000-an pengunjung. Â Wisatawan Nusantara tahun 2009 berjumlah 15 ribuan orang, di tahun 2010 meningkat menjadi 17 ribuan pengunjung.
Salah satu daya tarik dari Museum Radya Pustaka adalah ritual Misis Ringgit, yaitu proses pemeliharaan wayang kulit, diisis atau diangin-anginkan dengan cara digantungkan menggunakan kawat. Biasanya kegiatan ini bertepatan dengan hari ulang tahun museum di bulan Oktober.
Di tahun 2011 ini banyak rencana kegiatan yang akan diadakan. Selain memperingati HUT ke -121 dan peberian pin kepada setiap pengunjung, perawatan dan menjaga kelestarian berbagai koleksi  menjadi perhatian utama. Kegiatan digitalisasi dan Laminasi naskah-naskah kuno menjadi fokus utama. Jadi jika Anda berwisata ke Kota Batik ini, jangan lupa menyempatkan diri ke museum ini, dan Anda akan semakin mengenal dan mencintai Solo dari melihat wajah masa lalunya.
Jam buka museum :
Selasa hingga Kamis – pukul 08.00-13.00
Jumat dan Sabtu – pukul 08.00 – 11.00
Minggu – pukul 08.00 – 13.00
Hari Senin dan Hari Libur Nasional – tutup.
Tiket masuk : Rp 2.500,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar