Kamis, 06 September 2012

Pengembangan Labuan Cermin Harus Terencana

TANJUNG REDEB. Selain wisata bahari di Kepulauan Derawan dan hutan lestari di pedalaman Kelay. Berau juga memiliki wisata alam yang tergolong unik di dunia. Objek wisata tersebut terletak di kecamatan Biduk-Biduk yang berada di ujung selatan Berau. Labuan Cermin dengan danau dua rasa menjadi daya tarik bagi Berau. Objek wisata itu bahkan masuk dalam nominasi Cipta Award 2012 yang digarap Kementerian Pariwisata Berau. Tim penilai dari kementerian pun langsung datang dan menyaksikan keindahan Labuan Cermin, Rabu (5/9) lalu. Dihadapan Bupati Berau Makmur HAPK dan pejabat di lingkungan Pemkab Berau, tim yang dipimpin Johnnie Sugiarto itu mempresentasikan hasil kunjungan, Kamis (6/9) kemarin.
Danau Labuan Cermin yang jernih dengan air asin dibagian bawah dan air tawar di bagian atas dengan dikelilingi bebatuan karst dan hujan yang masih asli, menjadi daya tarik tersendiri. Ditambah dengan hamparan pantai pasir putih yang panjang lebih dari 30 kilometer akan menjadi nilai tambah bagi Labuan Cermin. "Sungguh sangat luar biasa. Jika dikelola dengan baik, objek wisata ini akan menjadi objek wisata dunia," ungkap Johnnie.
Untuk pengembangan wisata di ujung selatan Berau itu, Johnnie mengungkapkan kalau Pemkab Berau harus membangun perencanaan yang matang dan terarah. Pengembangan kawasan wisata Labuan Cermin, tidak bisa asal-asalan, karena jika salah akan merusak alam yang ada. Ia mencontohkan pembangunan jalan di kawasan tersebut tidak dapat dilakukan dengan aspal, tetapi juga dengan menggunakan jalan kayu. Begitu pula dengan sarana mobilisasi wisatawan, seperti perahu yang melayani di danau Labuan Cermin juga harus perahu yang tidak menggunakan mesin. Pasalnya, jika wisata di kawasan tersebut terganggu, maka keunikan Labuan Cermin pun terancam akan hilang. "Jadi harus ada redesain atau DED yang disusun secara terarah, sehingga pengembangan wisata ini akan memberikan nilai tambah bagi daerah," ungkapnya.
Untuk menuju Kecamatan Biduk-Biduk yang cukup jauh dari ibukota kabupaten, dikatakannya harus diimbangi dengan pengembangan beberapa objek wisata lain di sekitarnya. Butuh waktu 5 hingga 6 jam untuk mencapai Biduk-Biduk. Setiap dua jam perjalanan, dikatakan Johnnie harus ada objek wisata pilihan sebagai tempat istirahat. Jika ini tidak dilakukan, maka akan sulit mendatangkan wisatawan ke Biduk-Biduk. "Saya juga sudah melihat beberapa potensi wisata persinggahan ini, termasuk sumber air panas yang jika dikembangkan akan menjadi daya tarik tersendiri," tandasnya.
Sementara Bupati Berau Makmur HAPK, mengungkapkan kalau pengembangan wisata yang terencana tersebut telah mulai dilakukan. Tidak hanya dilakukan pemerintah, namun pengembangan itu juga melibatkan kelompok masyarakat setempat maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada. "Kita selalu berupaya mengembangkan wisata berbasis masyarakat," ucapnya. (rm-7/agi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

KONTES SEO TOP 1 OLI SINTETIK MOBIL-MOTOR INDONESIA BERHADIAH TOTAL RP. 35.000.000,- | Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet