Tagline: Menyingkap Keindahan Alam yang Terpendam
Subtagline: Wisata Alam yang Ramah Lingkungan dan Berbasis Masyarakat.
Postingan kali ini agak sedikit berbau promosi. Lebih tepatnya promosi gratis.
Jadi ceritanya dimulai ketika pertengahan bulan agustus lalu. Awalnya saya dan teman saya Ugi berencana untuk liburan ke kota Tomohon, sekitar 2 jam perjalanan dari kota Manado. Ada sebuah perhelatan akbar dua tahunan yang rutin diselenggarakan di Tomohon yaitu Festival Bunga atau lebih lengkapnya Tomohon International Flower Festival.
Namun di tengah perjalanan menuju Tomohon, rencana kami justru berpaling untuk berwisata ke Desa Bahoi. Alasannya, pertama karena gratis hanya numpang nebeng sama teman teman dari WCS (organisasi nirlaba yang bergerak di bidang satwa liar), yang kedua karena kami pikir masih ada waktu lah hingga lusa untuk mampir ke Tomohon. Maka berangkatlah kami ke Desa Bahoi yang berada di Kecamatan Likupang Barat, sekitar 3 jam perjalanan dari Manado menuju arah timur laut.
Sesampainya di Desa Bahoi, kami langsung disambut oleh Opa Gaul dan beberapa anggota masyarakat dengan sangat ramah. Begitu saya melihat tata Desa Bahoi bisa dibilang rapi dan bersih. Walau jalan utamanya hanyalah jalan kerikil dengan setengah aspal terkelupas akan tetapi setiap rumah sepertinya bertanggung jawab untuk kebersihan dan keindahan halaman depannya.
Berhubung saya mah wisatawan gretongan, jadi saya mengikuti saja rencana yang akan dilakukan oleh teman teman WCS. Setelah berbincang bincang dengan perangkat desa Bahoi barulah saya ketahui maksud dari kedatangan kami. Tak lain adalah untuk membuat film dokumenter mengenai program ekowisata yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Bukan untuk media promosi sih tapi lebih ke progress report gitu.
Wisata Desa Bahoi memang tidak jauh berbeda dengan Wisata di Bunaken, sama sama berfokus pada wisata Bahari. Namun nilai lebihnya adalah segala unit kegiatan wisata di desa ini dikelola secara partisipatif oleh masyarakat. Tidak ada campur tangan pihak swasta selaku pemilik modal besar. Maka oleh karena itu segala keuntungan yang didapat tentu saja langsung dirasakan oleh masyarakat setempat. Wisatawan juga akan merasa lebih dekat dengan warga karena penginapan yang tersedia bukanlah losmen melainkan homestay alias tinggal di rumah warga.
Bicara tentang daya tarik alam di Desa Bahoi, sesuai dengan tagline-nya âMenyingkap Keindahan Alam yang Terpendamâ. Kawasan terumbu karang dengan luas 6 ha ditetapkan oleh desa sebagai area yang dilindungi dan dijaga, atau sebutan lainnya adalah Daerah Perlindungan Laut. Tujuan DPL sendiri adalah untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan sebagai tempat berkembangbiaknya biota laut. Di sini diver bisa melihat indahnya karang baik hard coral maupun soft coral, belum lagi berbagai jenis ikan karang.
Secara pribadi, desa Bahoi adalah pengalaman pertama saya snorkling. Saya nggak terlalu mengerti tentang biota laut, tapi dengan mata rabun saya dan kemampuan renang yang payah saya melihat banyak biota laut beraneka warna hilir mudik di bawah kaki saya. Keren. Sayangnya nggak ada yang motret saya waktu sedang snorkling . Walau begitu tidak terlalu mengecewakan, malah sangat menyenangkan. Hehehe.
Berminat untuk mengunjungi Bahoi atau ingin mencari alternatif tempat diving selain Bunaken? Bisa kontak no di bawah ini.
Contact Person: | Marhaen Opa Gaul | 0852 4076 2872 0852 9875 3917 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar