Dialog Seni Blitar, Menuju Destinasi Wisata Budaya Unggulan Jawa Timur
March 20th, 2011 | 11:04 am | author : TIO
Sabtu siang, 19 Maret 2011 di Pendopo Kabupaten Blitar semarak dengan pertemuan berbagai seniman dan budayawan dari berbagai penjuru. Dewan Kesenian Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Quantum Convex mengadakan Dialog Seni â Menuju Blitar Raya Sebagai Destinasi Wisata Budayaâ.
Dialog seni ini dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Prof. Dr.Ir. I Gde Pitana M.sc. Tokoh-tokoh yang menjadi pembicara yaitu : Drs. Sulistyo Tirtokusumo. MM â" Direktur Kesenian Kemenbudpar, Prof. Azril Azahari. Phd â" wakil ketua program pasca sarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Wima Brahmantya â" Ketua Dewan Kesenian kabupaten Blitar, Henri Nurcahyo â" Inisiator Jaringan Pelaku Seni Candi dan Suprapto Suryodarmo â" Pendiri Padepokan Lemah Putih. Dialog ini dimoderatori oleh Toton Hitomi â" CEO Quantum Convex International.
Dialog yang berlangsung mulai pukul 14.00 â" 17.00Â Dialog diawali dengan paparan Drs Sulistyo tentang paparan pemerintah dalam pengembangan kesenian tradisi Indonesia.Lalu disambung oleh Prof Azril Azahari yang memberikan wacana akademis soal pengembangan destinasi berbasis masyarakat. Lalu Wima Brahmantya menceritakan awal timbulnya ide pagelaran Purnama Seruling Penataran, yang tekah berlangsung setiap bulan selama 6 bulan ini dan sudah menjadi tidak hanya ajang hiburan rakyat Blitar tetapi juga ajang pentas seni dunia yang telah menghadirkan seniman kelas dunia dari Amerika Serikat, China, Equador dan lainnya. â Kami bekerja keras dengan modal Keikhlasan, Keyakinan dan kreatifitas untuk terus mengadakan ajang ini setiap bulan Purnama,â ujarnya.
Henri Nurcahyo memaparkan terjadinya perdebatan apakah boleh tidaknya diadakan pementasan dan pagelaran besar di lingkungan candi. Memang ada pro dan kontra, namun pihak Badan Pelestari Peninggalan Purbakala ( BP3) Trowulan â"Jawa Timur, yang hadir dalam dialog itu menjelaskan bahwa kegiatan di lingkungan candi diperkenankan. Di lain pihak Henri mengemukakan pendapat bahwa paradigma pihak investor yang selama ini harus pengusaha atau swasta diganti dengan masyarakat banyak sebagai pihak investor dalam kegiatan budaya dan pariwisata. Sehingga mereka merasa menjadi bagian dari milik mereka. Terakhir, Mbah Suprapto Suryodarmo mengutarakan ide bagaimana seni dan kebudayaan menjadi kebutuhan masyarakat sehingga kuat secara tradisi seperti yang terjadi di Bali yang menjadi magnet wisata dunia.
Dalam dialog ini timbul ide-ide untuk pengembangan wisata budaya di Blitar, seperti hal-hal kegiatan tahunan khas Bali, souvenir-souvenir khas Blitar serta usulan pengembangan SDM Blitar agar siap menjadi tuan rumah destinasi wisata budaya unggulan.
Pagelaran Purnama Seruling Penataran dan Candi Penataran kini menjadi icon wisata Blitar dengan ajang seni tiap bulannya. Ke depan Blitar semakin berbenah diri tidak hanya terkenal dengan wisata ziarah Makan Bung Karno, tetapi juga sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Jawa Timur, termasuk mengajukan diri dalam Festival Budaya Panji Dunia 2012.
tag : Dialog Seni, Kabupaten Blitar, Purnama Seruling Penataran, Wisata Budaya Blitar | Warta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar